logo-raywhite-offcanvas

16 Jun 2025 NEWS 3 min read

BELI HOTEL KOSONG ATAU AKUISISI OPERASIONAL? INI PERTIMBANGANNYA UNTUK INVESTOR!

Dalam industri properti komersial, investor yang tertarik dalam sektor hospitality tentu sering mempertimbangkan antara membeli gedung hotel kosong atau membeli hotel sekaligus melakukan akuisisi terhadap operasional dan bisnisnya. Memilih antara kedua opsi ini, bukan sebatas perbandingan harga. Melainkan, keduanya memiliki keuntungan dan tantangan yang berbeda. Keputusan terbaik yang dapat diambil oleh masing-masing investor sebenarnya bergantung pada tujuan investasi, strategi pengelolaan, serta kesiapan personalia. Melalui artikel ini, Ray White Commercial akan membongkar pertimbangan keduanya agar Anda, para investor, bisa mengambil keputusan paling strategis.

Opsi 1: Hotel Kosong (Non-Operasional)
Sudah jelas, gedung hotel kosong dipatok dengan harga yang lebih rendah, dikarenakan sudah tidak menghasilkan pendapatan. Dengan demikian, investor atau buyer memiliki fleksibilitas untuk melakukan renovasi dan rebranding sesuai dengan tren pasar yang diinginkan. Terlebih lagi, pihak buyer tidak perlu memusingkan beban SDM dan kontrak dari pihak manajemen yang lama. Dari sisi kreativitas dan potensi margin di masa yang akan datang, opsi membeli hotel kosong adalah opsi terbaik, terutama jika properti yang diincar ini berada di lokasi strategis dengan potensi pertumbuhan wisata.

Namun, perlu diingat bahwa jika investor yang membeli hotel kosong harus merogoh kocek lebih dalam karena adanya modal tambahan untuk renovasi dan set up ulang. Hotel pun jelas tidak bisa langsung beroperasi secara optimal. Manajemen hotel baru perlu melakukan pemasaran dan berbagai langkah lain, seperti mengurus perizinan dan sertifikasi yang perlu diperbarui.

Opsi 2: Hotel Beroperasi dengan Bisnis yang Berjalan
Bagi investor anti ribet, membeli hotel dengan bisnis dan operasional yang sedang berjalan bisa menjadi jalan ninja. Tipe gedung hotel seperti ini tentu sudah memiliki revenue stream, sehingga dari hari pertama saja investor sudah bisa mendapat pemasukan. Terlebih, dengan adanya tim dan sistem yang sudah berjalan normal, operasional bisa dilanjutkan atau ditingkatkan. Rekam jejak dan review online dari para klien atau pengunjung bisa dimanfaatkan untuk lebih menguatkan bisnis itu sendiri.

Harus disiapkan modal lebih besar oleh para investor, sebab jelas sudah harganya lebih tinggi, karena termasuk goodwill dan aset tak berwujud. Bersiaplah pula untuk risiko jika dari operasional sebelumnya, ada hal bawaan yang kurang baik, mulai dari SDM, sistem manajemen, hingga reputasi buruk di masa lalu. Proses pindah tangan juga bisa terhambat, yang melibatkan transisi kontrak, lisensi, atau operator pihak ketiga.

Jadi, mana yang lebih menguntungkan? Jawabannya tergantung pada profil investor itu sendiri. Jika kamu adalah investor dengan pengalaman di sektor hospitality, punya jaringan manajemen, dan siap untuk transformasi dari nol, hotel kosong bisa menjadi ladang emas yang penuh potensi. Tapi jika kamu lebih fokus pada investasi jangka menengah dengan cashflow yang stabil sejak awal, hotel operasional adalah pilihan yang lebih aman dan langsung menghasilkan.

Dalam kondisi pasar saat ini, kedua opsi sama-sama menjanjikan. Asal, strategi yang diterapkan sesuai dengan karakter dan kesiapan investornya. Untuk Anda yang sedang mempertimbangkan langkah berikutnya, serahkan urusan investasi properti komersial Anda pada tim Ray White Commercial. Ray White Commercial siap mendampingi dari proses due diligence hingga pengelolaan pasca-akuisisi, baik untuk properti yang masih aktif maupun yang perlu dihidupkan kembali. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Ray White Commercial! Find a commercial property that suits your business with Ray White Commercial.